Dampak Perkembangan IPTEK Terhadap Kelestarian Hutan dan Sumber Daya Laut

Pengertian IPTEK

Iptek merupakan segala sesuatu yang diketahui mengenai pengetahuan suatu bidang yang disusun sistematis yang dapat dgunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di berbagai bidang dengan menggunakan teknologi-teknologi yang ada.Ilmu pengetahuan muncul sebagai akibat dari aktivitas untuk pemenuh kebutuhan hidup manusia,baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat bisa di pisahkan dari kehidupan kita. Seperti pada lingkungan hidup seringkali kita menghubungkan dengan iptek karena memang sesungguhnya lingkungan itu membutuhkan iptek untuk menjadikan lingkungan ini lebih baik.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat bisa di pisahkan dari kehidupan kita. Karena banyak sekali kebutuhan hidup kita yang dapat dipenuhi oleh adanya iptek.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat memprihatinkan dibanding Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan juga tertinggal di Negara-negara Asia misalnya Jepang dan China. Misalnya pada pertanian, pada bidang pertanian dibutuhkan beberapa teknologi seperti alat pembajak sawah dan pupuk sehingga menjadikan bidang pertanian lebih bekerja dengan cepat karena menggunakan alat pembajak sawah serta dengan pupuk diharapkan dapat lebih menyuburkan tanaman pada lahan pertanian. Jadi jika perkembangan iptek sudah cukup baik dan mencakup berbagai bidang maka akan dapat membantu dan memudahkan dalam mengerjakan sesuatu.

Fungsi Laut

Laut merupakan salah satu sumber daya alam yang harus dijaga kelestariannya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam kehidupan kita banyak mengambil manfaat dari laut. Indonesia merupakan Negara yang memiliki luas laut lebih besar daripada luas daratan, sehingga Indonesia disebut dengan Negara bahari. Sebenarnya Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan lebih besar daripada sumber daya alam yang ada di darat. Namun sejauh ini pendayagunaan potensi tersebut masih belum optimal. Hal ini tejadi salah satunya dikarenakan masih besarnya pengaruh paradigma pembangunan Indonesia yang masih berorientasi pada sumber daya alam di darat. Akibatnya produktifitas kelautan Indonesia hingga saat ini masih tergolong randah.

Secara umum fungsi laut adalah untukmenutupi permukaan tanah yang sangat luas. Lain dari itu fungsi laut adalah sebagai sumber penghasilan yang selama ini kita gunakan, baik di sektor negara maupun rumah tangga. Selain itu laut juga memiliki manfaat yang dapat diambil oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Manfaat laut antara lain adalah untuk transportasi sehingga memudahkan perdagangan, baik antar pulau dalam negeri maupun dengan negara lain. Selain itu juga dilaut kita dapat gunakan sebagai mata pencaharian yaitu sebagai nelayan karena dilaut banyak ikan yang dapat ditangkap. Hasil dari tangkapan ikan tadi dapat digunakan sebagai bahan makanan yaitu sebagai lauk-pauk yang penuh dengan protein. Dan juga hasil tangkapan ikan dapat dijual sebagai sumber pendapatan.

Sebagai contoh konkrit adalah adanya terumbu karang sebagai hasil laut. Terumbu karang memiliki fungsi dan manfaat tersendiri bagi para nelayan yaknisebagai daerah tangkap ikan (fishing ground) nelayan tradisional. Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting. Dan masih banyak lagi kekayaan – kekayaan laut yang ada.

Fungsi dan Manfaat Hutan

Selain laut, hutan juga termasuk salah satu sumber alam yang harus dijaga kelestariannya. Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Karena hutan memberi sumber kehidupan dan keseimbangan lingkungan bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Hutan merupakan penghasil kayu. Maka itu hutan dipandang memiliki fungsi ekonomi. Sedangkan secara ekologis, hutan bermanfaat dalam mempertahankan kesuburan tanah, mencegah terjadinya erosi atau banjir, dan sebagai tempat mempertahankan keanekaragaman hayati.Secara klimatologis, hutan berfungsi sebagai penghasil oksigen dan pengatur iklim. Termasuk sebagai pengatur tata air tanah, penyimpan air tanah, dan mencegah masuknya air laut.

Menurut Puryono dan Hastuti (1998) dalam Sibarani (2003), hutan memiliki manfaat yang sangat besar terhadap peningkatan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat, antara lain:

  1. Manfaat estetika, hutan yang ditumbuhi oleh berbagai tanaman memberikan nilai estetika karena hijaunya hutan tersebut dengan aneka bentuk daun, cabang, ranting dan tajuk serta bunga yang terpadu menjadi suatu pemandangan yang menyejukkan.
  2. Manfaat ekologis, yaitu tercapainya keserasian lingkungan antara tanaman, satwa maupun manusia dan sebagai habitat satwa, seperti burung-burung serta perlindungan plasma nutfah.
  3. Manfaat klimatologis, yaitu terciptanya iklim mikro, seperti kelembaban udara, suhu udara, dan curah hujan sehingga dapat menambah kesejukan dan kenyamanan serta tercapainya iklim yang stabil dan sehat.
  4. Manfaat hidrologis, hutan dengan perakaran tanaman dan serasah mampu menyerap kelebihan air pada musim hujan sehingga dapat mencegah terjadinya banjir dan menjaga kestabilan air tanah, khususnya pada musim kemarau. Hujan yang mengandung H2SO4 atau HNO3 apabila jatuh di permukaan daun akan mengalami reaksi. Pada saat permukaan daun mulai dibasahi, maka asam seperti H2SO4 akan bereaksi dengan Ca yang terdapat pada daun membentuk garam CaSO4 yang bersifat netral. Dengan demikian air hujan yang mengandung pH asam melalui proses intersepsi oleh permukaan daun akan dapat menaikkan pH, sehingga air hujan yang jatuh menjadi tidak begitu berbahaya lagi bagi lingkungan.
  5. Manfaat protektif, pepohonan di hutan berfungsi sebagai pelindung dari pancaran sinar matahari dan penahan angin. Serta pohon dapat meredam kebisingan dengan cara mengabsorpsi gelombang suara oleh daun, cabang dan ranting. Jenis tumbuhan paling efektif untuk meredam suara ialah tumbuhan dengan tajuk lebat dan rindang, strata yang cukup rapat dan tinggi. Kota yang terletak di tepi pantai, seperti kota Jakarta pada beberapa tahun terakhir terancam oleh intrusi air laut. Pemilihan jenis tanaman dalam pembangunan hutan kota pada kawasan yang mempunyai masalah intrusi air laut harus dengan teliti diperhatikan. Dikarenakan penanaman tanaman yang kurang tahan terhadap kandungan garam yang tinggi akan mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan mungkin akan mengalami kematian. Dan juga penanaman dengan tanaman yang mempunyai daya evapotranspirasi tinggi terhadap air tanah dapat mengakibatkan konsentrasi garam air tanah akan meningkat. Sehingga upaya untuk mengatasi intrusi air laut melalui hutan kota dengan tanaman yang daya evapotranspirasinya rendah untuk meningkatkan kandungan air tanah.
  6. Manfaat higienis, udara saat ini semakin tercemar oleh berbagai polutan yang berdampak terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan mahluk hidup, khususnya manusia. Dengan adanya hutan, berbagai polutan dan partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Berbagai polutan dan partikel tersebut sebagian akan terserap masuk ke dalam stomata dan sebagian lagi akan terjerap (menempel) pada permukaan daun, khususnya daun yang permukaannya kasar. Dan juga dapat terjerap pada kulit pohon, cabang dan ranting. Manfaat dari adanya hutan ini adalah menjadikan udara yang lebih bersih dan sehat. Daerah yang merupakan tempat penimbunan sampah sementara atau permanen mengeluarkan bau yang tidak sedap. Hutan dapat bermanfaat untuk mengurangi bau karena dapat menyerap bau secara langsung, penahan angin yang bergerak dari sumber bau, dan pelindung tanah dari hasil dekomposisi sampah serta penyerap zat berbahaya yang mungkin terkandung dalam sampah seperti logam berat, pestisida serta bahan beracun dan berbahaya lainnya.
  7. Manfaat edukatif, hutan dapat bermanfaat sebagai laboratorium alam karena dapat mengenal berbagai jenis pepohonan dan satwa khususnya burung – burung yang sering dijumpai di kawasan tersebut.
  8. Habitat Satwa Hutan sering menjadi habitat jenis-jenis satwa. Lebih dari 100 jenis burung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas berbatasan dengan hutan merupakan tempat mendaratnya ribuan burung pantai ringan migran, termasuk jenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumus semipalmatus).
  9. Pengendapan Lumpur Tanaman pada hutan membantu proses pengendapan lumpur. Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur. Dengan hutan, kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi.
  10. Penambah Unsur Hara Hutan cenderung memperlambat aliran air dan terjadi pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber, termasuk pencucian dari areal pertanian.
  11. Penambat Racun Banyak racun yang memasuki ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bahkan membantu proses penambatan racun secara aktif
  12. Rekreasi dan Pariwisata Hutan memiliki nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari kehidupan yang ada di dalamnya. Kegiatan wisata ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.
  13. Sarana Pendidikan dan Penelitian Upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan. Hutan merupakan sarana yang tepat untuk melakukan pendidikan dan penelitian lapang.

Dampak Positif IPTEK terhadap Kelestarian Hutan

IPTEK memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan saat ini. Tentunya dengan adanya IPTEK muncul pula beberapa dampak positifyang bisa berpengaruh pada kelestarian hutan dan sumber daya kelautan. Salah satu dampak positifnya adalah dengan adanya IPTEK kita lebih mudah dalam melestarikan hutan. Untuk menjaga agar segala macam tanaman yang ada di hutan tetap hidup kita tidak perlu lagi bersusah payah. Kita dapat memberikan pupuk yang akan membantu untuk cepat tumbuh. Selain itu untuk memberinya air kita tidak lagi menyiraminya satu persatu, namun kita bisa menggunakan mobil tangki yang mengangkut air dan kita bisa menyiraminya dengan tenaga diesel. Adanya IPTEK sangatlah membantu kehidupan dan kelestarian hutan seperti contoh di atas. Kita juga berharap dengan kemajuan IPTEK hasil yang diperoleh dari perhutanan menjadi melimpah. Yang mana hal tersebut akan dapat meningatkan pendapatan negara. Namun semua itu juga bergantung pada manusianya dalam memanfaatkannya.

Dampak Negatif IPTEK terhadap Kelestarian Hutan

Adanya IPTEK ternyata tidak hanya berdampak positif, akan tetapi juga memiliki dampak negatif. Dampak negatifnya antara lain adalah semakin berkembangnya IPTEK semakin meningkatkan potensi pencurian hasil hutan, seperti kayu. Hal tersebut terjadi dikarenakan kurang sadarnya mereka tentang pentingnya hutan. Selain itu juga dikarenakan kurang adanya rasa tanggung jawab dari mereka sehingga mereka menggunakan IPTEK yang mereka miliki tidak sesuai dengan semestinya.

Jika hal tersebut terjadi terus – menerus maka akan mengakibatkan hutan menjadi gundul sehingga akan mengakibatkan erosi. Dan juga bila musim hujan akan terjadi banjir karena sudah tidak ada lagi serapan pada air. Sehingga air – air hujan yang ada akan menggenang.

Dampak Positif IPTEK terhadap Sumber Daya Laut

Tidak hanya berdampak positif pada hutan adanya IPTEK juga memberikan dampak positif pada sumber daya kelautan. Baik dalam hal untuk perdagangan maupun dalam hal pelestarian sumber daya laut itu sendiri. Dampak positif dalam hal perdagangan antara lain untuk mempermudah transportasi. Jika transportasi mudah dan dapat berjalan dengan lancar maka sistem perdagangan akan juga lancar.

Dengan adanya IPTEK para pedagang tidak lagi kesulitan untuk menyeberangi lautan. Mereka saat ini sudah bisa menggunakan tenaga mesin untuk menjalankan perahu atau kapal mereka. Sehingga waktu yang mereka gunakan untuk perjalanan lebih singkat. Jika perjalanan yang mereka tempuh singkat maka akan mereka akan semakin cepat untuk melakukan transaksi perdagangan.

Dampak positif yang lainnya adalah dalam hal pelestarian sumber daya laut itu sendiri. Dengan adanya IPTEK kita lebih mudah untuk mengetahui dan memantau apa yang terjadi di dalam laut. Sehingga dapat mencegah hal – hal yang akan dapat merusak kelestarian laut. Misalnya saja dengan adanya IPTEK bisa mengetahui dan mengidentifikasi adanya perusakan laut. Perusakan laut ini misalnya para pencari ikan yang tidak bertanggung jawab menangkap ikan dengan menggunakan bahan – bahan kimia berbahaya yang nantinya bahan – bahan tersebut akan dapat merusak ekosistem laut yang lainnya.

Kita juga berharap dengan adanya IPTEK dapat meningkatkan hasil laut. Yang nantinya akan bisa untuk membangun dan meningkatkan perekonomian. Akan tetapi semua itu kembali lagi kepada manusianya. Apakah semua manusia mau bertanggung jawab dengan adanya perkembangan IPTEK. Apakah mereka mampu dan mau menggunakan IPTEK sebagai mana mestinya.

Dampak Negatif IPTEK terhadap Sumber Daya Laut

IPTEK juga berdampak negatif pada sumber daya laut, misalnya banyaknya penangkap ikan yang liar. Tidak hanya liar mereka juga sering menggunakan bahan –bahan kimia berbahaya untuk mendapatkan hasil yang banyak pada tangkapan mereka. Misalnya saja dengan menggunakan bom, mereka akan mendapatkan banyak ikan bahkan bukan hanya ikan tapi semua ekosistem yang ada di laut ikut tertangkap. Akan tetapi bahan – bahan yang ada dalam rakitan bom tersebut akan merusak habitat laut.

Habitat laut yang rusak akan mengurangi sumber daya laut yang ada. Ikan akan berkurang mereka banyak lari ke tempat ( laut ) yang lain yang lebih aman. Tentunya hal tersebut merugikan nelayan yang biasanya menangkap ikan dengan prosedur yang benar. Jika sudah seperti itu maka siapa yang disalahkan dan siapa yang bertanggung jawab atas semua kerugian yang ada. Sejauh ini yang bertanggung jawab atas kerugian yang ada adalah pemerintah ini akan mengakibatkan turunnya perekonomian.

Upaya Untuk Mengurangi Dampak Negatif Dari Perkembangan Iptek Terhadap Kelestarian Hutan Dan Sumber Daya Laut

Semua yang terjadi seperti contoh di atas dapat diatasi dengan beberapa cara. Di antaranya adalah dengan memberikan sosialisasi dan pengarahan tentang bagaimana cara menggunakan teknologi yang baik dan benar. Karena dengan memberikan sosialisasi masyarakat akan lebih tahu dan mengerti tentang teknologi dan cara penggunaannya.

Bisa juga dengan cara meningkatkan pengawasan terhadap lingkungan. Apalagi dengan adanya perkembangan IPTEK banyak terjadi pencurian – pencurian hasil alam. Maka pemerintah harus lebih ekstra dalam mengawasinya sehingga hal – hal tersebut tidak lagi terjadi. Karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan alam kita.

Upaya yang lainnya dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja pemerintah bidang perhutanan dan kelautan. Dengan meningkatkan kinerja mereka setidaknya mengurangi sedikit resiko – resiko yang akan menimbulkan kerugian yang diakibatkan penyalahgunaan teknologi.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Tim FMIPA-UNESA. 2007. Sains Dasar. Surabaya : Unesa University Pers.

http://Downloads/IPTEK%201.fileDDownloadsIPTEK%25201.htm.htm

http://web.ipb.ac.id/~dedi_s/index.php?option=com_content&task=view&id=22&Itemid=50

http://www.lfip.org/english/pdf/bali-seminar/pemberdayaan%20sumber%20daya%20kelautan%20-%20tridiyo%20kusumastanto.pdf

http://abiwibowo.ngeblogs.com/2009/10/07/laut-sebagai-salah-satu-sumber-daya-alam/

http://deslisumatran.wordpress.com/2010/03/13/fungsi-dan-manfaat-hutan-kota/

http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/fungsi-dan-manfaat-hutan-bakau.html

http://bataviase.co.id/detailberita-10397820.html

http://www.scribd.com/doc/25288898/DAMPAK-POSITIF-DAN-NEGATIF-DARI-PERKEMBANGAN-IPTEK

http://www.docstoc.com/docs/19922578/pemberdayaan-sumber-daya-kelautan—tridiyo-kusumastanto-sumber-httpwwwlfiporgenglishpdfbali-se/

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://dhjohnson.blogspot.com/2005/03/negative-impacts-of-technology.html

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.oppapers.com/essays/Negative-Effects-Technology/45405

Cara berkomunikasi Rasulullah

Rasullullah SAW adalah sosok yang fasih berbicara.
Sedikit bicara namun penuh makna, mudah dimengerti,
dan tidak menyinggung perasaan orang yang diajak berbicara.

♦♦♦
Berkomunikasi adalah hal yang penting dalam hubungan antara manusia, bahkan di masa kini, komunikasi sangat menentukan sukses tidaknya seseorang dalam segala sisi kehidupan. Rasulullah SAW adalah seorang komunikator yang handal. Seorang teladan luar biasa yang sepantasnya kita tiru.

Berikut ini adalah beberapa tips yang diangkat dari teladan beliau dalam berkomunikasi:

  • Rasullullah SAW adalah sosok yang fasih berbicara. Sedikit bicara namun penuh makna, mudah dimengerti, dan tidak menyinggung perasaan orang yang diajak berbicara.
  • Ketika ada yang salah dan harus dihukum, maka hukumlah dengan adil tanpa harus menghinakannya.
  • Berikan motivasi perbaikan diri kepada orang yang dihukum dan sudah menyesali kesalahannya, bukan malah menghina atau mencemoohnya.
  • Berkatalah yang baik ketika mendapat musibah. Lakukan introspeksi, tidak menyalahkan siapapun, apalagi menghujat Allah SWT.
  • Berkatalah yang baik atas orang yang sudah meninggal, kecuali untuk penulisan sejarah, boleh ditulis sewajarnya berdasarkan fakta yang ada.
  • Berbicara yang baik kepada yang bukan ahli waris (tidak mendapat waris)
  • Rasulullah SAW berpesan kepada perempuan untuk berbicara dengan cara yang baik dengan tidak mempermainkan suaranya.
  • Ketika ditanya, “Siapa Anda?”, maka sebutkan nama kita, jangan hanya “Aku!”, atau “Saya!”.
  • Berdakwah dengan cara yang terbaik yaitu dengan lemah lembut. Kalaupun harus berdebat, lakukan dengan cara yang paling baik.
  • Berkata yang baik pada saat khitbah (meminang) seorang wanita.
  • Berkata yang baik saat memegang amanah, misalnya ketika mendapat kepercayaan menjadi pimpinan atau memegang suatu tanggung jawab penting.
  • Sabar dan tiada batasan untuk sabar. Sabar tidak berbatas, kita sendirilah yang membatasinya.
  • Ketika mendapati diri mendapat fitnah maka ketika diklarifikasi maka lakukanlah dengan sabar. Jika memungkinkan, nasehatkan kebenaran kepada orang yang menyebarkan fitnah tersebut agar tersadar dari kesalahannya. Bagaimanapun, jika kebaikan kita dibalas dengan keburukan lalu kita seolah tidak peduli, maka ibaratnya kita sedang memberikan bara api kepada orang tersebut. Adalah kewajiban kita untuk menasehatinya, minimal mendoakannya agar suatu saat diberikan hidayah oleh Allah.

Sungguh perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia memberikan efek yang jauh lebih dahysat dibandingkan dengan sekadar lisan. Siapkah diri kita untuk mengamalkan akhlak seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW baik dalam bertutur kata maupun berbuat? Insya Allah[jhu]

 

 

 

http://sahabatstars.wordpress.com/2012/12/20/berkomunikasi-cara-rasulullah-saw/

Jadwal UN dan POS UN 2013

Jadwal UN dan POS UN 2013

tunas63

UN 2012/2013 dimulai dari tingkat SMA/MA/SMK/SMALB yaitu 15 s.d. 18 April , kemudian SMP/MTs/SMPLB tanggal  22 s.d. 25 April  dan berikut jenjang SD/MI/SDLB tanggal 6,7,8 Mei.

Kemudian untuk jadwal ujian susulan sebagai berikut:

  •  SMA/MA/SMK/SMALB = 22 s.d. 25 April
  • SMP/MTs/SMPLB = 29 April s.d. 2 Mei
  • SD/MI/SDLB = 13, 14, 15 Mei

POS UN SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMK/SMALB diatur dengan Peraturan BSNP 0020/P/BSNP/I/2013 dan POS UN SD/MI/SDLB diatur dengan Peraturan BSNP 0021/P/BSNP/I/2013. Kedua peraturan ini ditetapkan pada 29 Januari 2013.

POS UN mengatur segala ketentuan penyelenggaraan dan pelaksanaan UN, antara lain:

  • syarat peserta
  • jadwal UN
  • kelulusan UN
  • syarat sekolah penyelenggara UN
  • pengaturan ruang UN
  • tata tertib peserta dan pengawas
  • soal ujian

Bila berminat memiliki POS UN 2012/2013, dapat diunduh di sini

 

Lihat pos aslinya

Kebijakan Perdagangan

oleh : Mudrajad Kuncoro Guru Besar Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

Krisis di Eropa dan AS mulai mengganggu kinerja ekspor Indonesia. Neraca perdagangan Indonesia Agustus 2012 hanya surplus 248,5 juta dollar AS, sedikit membaik dari Juli yang sempat defisit 263,8 juta dollar AS.
Neraca perdagangan Januari-Agustus 2012 masih surplus 496,7 juta dollar AS, tetapi jauh lebih rendah daripada surplus 2011 (19,8 miliar dollar AS). Menyusutnya surplus disebabkan menurunnya surplus perdagangan nonmigas yang hanya 2,1 miliar dollar AS dan defisit perdagangan migas 1,6 miliar dollar AS. Tanpa ada reformasi mendasar dalam strategi perdagangan nasional, tren merosotnya kinerja perdagangan akan terus berlanjut.
Di tengah suramnya kondisi ekspor Indonesia ke AS dan Eropa, ekspor nonmigas Indonesia ke emerging markets Januari-Agustus 2011-2012 tumbuh pesat. Ekspor nonmigas Indonesia ke Pantai Gading meningkat 295 persen dengan nilai 73,4 juta dollar AS pada semester I-2012. Ekspor nonmigas Indonesia juga meningkat pesat ke beberapa emerging market lain, seperti Libya (374 persen), Guinea (286 persen), Mauritania (278 persen), Macedonia (272 persen), Laos (259 persen), Haiti (208 persen), Etiopia (153 persen), Nikaragua (138 persen), dan Liberia (131 persen).

Mitra dagang yang masih memberikan surplus besar pada neraca perdagangan kita, antara lain India, Belanda, Filipina, Malaysia, dan Spanyol. Singkatnya, masih ada peluang menggarap pasar yang selama ini tak digarap serius oleh eksportir dan pebisnis Indonesia. Peluang meningkatkan kerja sama perdagangan ”selatanselatan” masih terbuka lebar.

Pertengahan Oktober ini, Jakarta jadi tuan rumah World Export Development Forum (WEDF), konferensi internasional yang diselenggarakan International Trade Center (ITC). ITC adalah organisasi bentukan WTO dan PBB, tujuannya memajukan dunia usaha di negara berkembang. Indonesia, menurut Direktur Pelaksana ITC Patricia Francis, dipilih sebagai tuan rumah karena sebagai negara dengan pertumbuhan pasar tercepat di dunia, Indonesia bisa menjadi contoh negara lain dalam ekspansi perdagangan. Sebagai pemain utama di ASEAN, Indonesia juga menunjukkan kekuatan dan daya tahan menghadapi krisis global.

WDEF bertujuan mengidentifikasi peluang pertumbuhan perdagangan intrakawasan dan mengatasi hambatan perdagangan, yang pada gilirannya dapat menciptakan hubungan perdagangan global yang kian kompetitif. Dengan tema ”Linking Growth Markets, New Dynamic in Global Trade”, konferensi diharapkan menghasilkan output soal bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekspor global dengan peningkatan daya saing serta teridentifikasinya hambatan perdagangan yang akan dihadapi negara yang tergolong naik daun dan sedang berkembang.

Reformasi kebijakan

Bagaimana arah kebijakan perdagangan Indonesia? Menteri Perdagangan Gita
Irawan Wirjawan mengatakan, tahun 2012 prioritas Kementerian Perdagangan mencakup peningkatan ekspor dan peningkatan daya beli masyarakat. Kebijakan perdagangan luar negeri diarahkan pada peningkatan daya saing produk ekspor nonmigas lewat diversifikasi pasar serta peningkatan keberagaman dan kualitas produk ekspor.

Di tengah krisis Eropa dan AS yang belum terlihat kapan berakhirnya, perlu reformasi atau terobosan kebijakan. Kita perlu lebih proaktif dan jeli melakukan total strategi global. Harus diakui, strategi diversifikasi pasar kita masih ”setengah hati”. Pasar utama ekspor kita masih ke China, Jepang, AS, India, dan Singapura. Total ekspor nonmigas ke 10 negara utama 71,9 miliar dollar AS, sementara ke 10 emerging market hanya 318,2 juta dollar AS. Ekspor ke 10 mitra dagang utama turun kecuali ke China, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. Sementara ekspor ke emerging market naik signifikan meski nilai relatif kecil. Ini tak banyak berubah sejak 2004.

Bila serius ingin menggarap pasar ”nontradisional”, Kemendag perlu lebih mengoptimalkan market intelligence di semua negara, khususnya di mana produk ekspor kita punya daya saing. Pemerintah perlu mengoptimalkan keberadaan Indonesian Trade Promotion Center dan konsul perdagangan di semua negara untuk identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan produk, hambatan perdagangan, jaringan distribusi dan logistik. Implementasi rencana strategis Kemendag perlu diintegrasikan dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Strategi diversifikasi pasar dan produk ekspor tak akan berhasil bila masalah ekonomi biaya tinggi di dalam negeri tak dibenahi. Interkonektivitas antara pusat-pusat produksi produk ekspor dengan bandara dan pelabuhan laut masih banyak menghadapi hambatan, seperti pungutan liar, minim, buruknya infrastruktur jalan, tingginya biaya terminal handling charges, serta biaya logistik.

Peran penting MP3EI difokuskan pada percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi nasional di enam koridor: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Papua Maluku. Aktivitas utama keenam koridor adalah membangun pusatpusat pertumbuhan di setiap koridor dengan mengembangkan kluster industri dan/atau kawasan ekonomi khusus yang berbasis sumber daya/komoditas unggulan. Artinya, pengembangan koridor perlu diintegrasikan dengan pengembangan kluster dan kawasan yang berbasis kompetensi inti daerah. Best practices—seperti program one village one product di Jepang, one tambon one product Thailand, cluster wine di California, dan industri kulit di Third Italy—bisa jadi rujukan untuk mengembangkan komoditas serta sektor unggulan.

Strategi Kemendag dalam meningkatkan keberagaman, daya saing, dan kualitas produk ekspor masih perlu dipertajam. Produk ekspor utama Indonesia ke mitra dagang utama masih terkonsentrasi di batubara, karet, minyak sawit, dan mesin/peralatan listrik, bijih logam, kayu, kendaraan dan bagiannya, timah, pakaian jadi bukan rajutan, besi dan baja, serta berbagai produk kimia. Produk ekspor ke emerging market masih meliputi batubara, buku dan barang cetakan, serat stapel buatan, produk farmasi, kertas, karet, minyak sawit, sabun, kendaraan, dan bagiannya, serta daging dan ikan olahan. Pangsa 15 produk utama terhadap total ekspor nonmigas masih 59 persen, umumnya berbasis buruh murah dan SDA.

Kelemahan mendasar produk ekspor kita adalah masih sangat tinggi kandungan impor bahan baku, bahan antara, dan komponen. Kandungan impor 28-90 persen. Dengan kata lain, strategi substitusi impor perlu digalakkan. Krisis kedelai di Indonesia belum berakhir. Krisis kedelai ini harusnya dijadikan momentum untuk peningkatan produksi kedelai dalam negeri, terutama di sentra penghasil kedelai, dan meninjau ulang tata niaga kedelai.
Pemerintah perlu menyelamatkan produk Indonesia yang lemah atau menurun daya saingnya. Survei membuktikan hanya 7 persen produk manufaktur Indonesia yang kuat melawan banjirnya produk impor, terutama dari China. Studi Mudrajad Kuncoro (2011) dan Tri Widodo (2009) menemukan adanya perubahan keunggulan komparatif kelompok produk yang tak memiliki atau memiliki keunggulan komparatif rendah pada masa lalu. Pola keunggulan komparatif ASEAN, termasuk Indonesia, ternyata mengikuti Jepang karena ASEAN mulai kehilangan keunggulan komparatif dalam kelompok produk tradisional berbasis pertanian dan SDA.

Strategi ekspor kita perlu diubah menjadi berbasis keunggulan kompetitif, yaitu bergeser dari produk berbasis buruh murah dan kaya SDA menjadi berbasis tenaga kerja terampil, padat teknologi, dan dinamis mengikuti perkembangan pasar. Tanpa perubahan mendasar dalam strategi perdagangan, kinerja perdagangan kita bisa kian memburuk dan Indonesia akan jadi penonton, bukan pemain, pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Sumber : Kompas, 22 Oktober 2012

Kaji Ulang Otonomi Daerah

oleh:                                                                                                                                                                                                                         Prof.Ahmad EraniYustika,                                                                                                                                                                                   Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya; Direktur Eksekutif Indef

Paradoks Otonomi Daerah
Dari tinjauan ekonomi sekurangnya terdapat empat paradoks otoda yang laik dipertanyakan secara saksama. Pertama, desentralisasi dimaksudkan untuk menggeser sentralisasi pembangunan ke luar Jakarta (atau secara umum luar Jawa) sehingga beban ekonomi dan penduduk bisa disebar ke daerah-daerah lain. Namun, alih-alih hal itu terjadi, otoda justru makin memerkuat peran perekonomian Jawa (dan Sumatera) dalam konfigurasi perekonomian. Sekarang, sekitar 82% PDRB (produk domestik regional bruto) Indonesia dikuasai oleh dua pulau tersebut, yang makin meningkat seiring implementasi otoda. Kedua, semangat desentralisasi juga dipahami untuk mengurangi peran campur tangan pemerintah (baik pusat maupun daerah) dalam perekonomian. Fungsi regulasi tetap harus dijalankan, namun hanya terhadap aspek-aspek yang memang betul-betul diperlukan agar tidak disinsentif bagi perekonomian. Tapi, sejak otoda diselenggarakan, kurang lebih terdapat 13 ribu perda (peraturan daerah) bermasalah dan sekitar 4000 yang telah dibatalkan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri.

Ketiga, otoda secara implisit mengharapkan adanya partisipasi kegiatan ekonomi yang lebih luas kepada masyarakat, sehingga peran pemerintah daerah (lewat APBD) makin mengecil. Sayangnya, ketergantungan beberapa daerah terhadap APBD juga tidak mengecil meskipun desentralisasi ekonomi telah berjalan hampir 12 tahun. Di beberapa provinsi dan kabupaten, nyaris ekonomi bergerak dengan topangan belanja pemerintah daerah. Pengusaha hidup dari proyek-proyek pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur. Keempat, otoda secara eksplisit memberi ruang yang besar bagi daerah untuk mendesain kebijakan dan menjalankan program sehingga model penyeragaman kebijakan (yang disodorkan pemerintah pusat) sudah tidak terjadi lagi. Tapi, harapan itu nyatanya tidak seluruhnya benar, sebab beberapa program vital, seperti kemiskinan, masih dikuasai oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah cuma diberi ruang sedikit untuk memodifikasi konsep yang didesain oleh pusat.

Perubahan Gradual
Implikasi dari paradoks-paradoks di atas menimbulkan masalah yang cukup pelik untuk dipecahkan. Misalnya, pada 2011 masih ada sekitar 23 provinsi yang mendapat bagian (share) PMA kurang dari 1%, bahkan 16 provisi bisa dikatakan nyaris tidak mendapatkan bagian karena porsinya kurang dari 0,2% (BKPM, 2012). Pola yang sama persis juga terjadi dalam proporsi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Ini tentu menyedihkan sekaligus menerbitkan pertanyaan fundamental: akankah otoda masih memiliki peluang untuk mendistribusikan pembangunan antardaerah? Berikutnya, akibat disparitas pembangunan/investasi antardaerah tersebut menyebabkan perputaran uang/modal juga terkonsentrasi di Pulau Jawa saja. Tengok saja, DKI Jakarta pada 2011 menguasai 50,9% dana pihak ketiga dan menggenggam 49,1% kredit perbankan, selanjutnya diikuti Jatim dan Jabar masing-masing dalam kisaran 7-9% (BI, 2012). Bisa dibayangkan, bila modal bank tak tersedia, maka pembangunan kian muskil dilakukan.

Harapan pembangunan daerah akhirnya bertumpu kepada anggaran pemerintah daerah (APBD). Masalahnya, struktur APBD dalam banyak hal jauh lebih parah dari APBN. Studi yang dilakukan oleh The Asia Foundation (2011) menunjukkan pada 2007 sekitar 65% dana transfer dalan bentuk DAU (dana alokasi umum) habis untuk belanja PNS, yang kemudian pada 2010 melonjak menjadi 95%. Data dari Kementerian Keuangan (2011) juga menunjukkan selama periode 2007-2011 rata-rata pertumbuhan belanja pegawai sebesar 29%, belanja barang 20%, belanja modal 9%, dan belanja lainnya 19%. Padahal belanja modal itulah yang diharapkan bisa menstimulus pembangunan daerah, misalnya untuk alokasi infrastruktur. Studi Indef (2011) juga menemukan, jika belanja daerah (APBD) dinaikkan 10%, maka hanya menyumbang kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,06%. Jika DAU dan DAK (dana alokasi khusus) ditingkatkan 10%, maka donasi terhadap kenaikan pertumbuhan ekonomi daerah lebih kecil lagi, yaitu 0,03% dan 0,02%.

Deskripsi itu rasanya cukup untuk melakukan kaji ulang terhadap konsep otoda, tidak saja secara politik tetapi juga ekonomi. Pemerintah tidak harus melakukan perombakan secara drastis, tapi opsi perubahan secara gradual lebih mungkin untuk diambil. Beberapa hal penting yang perlu dilakukan antara lain: (i) adanya pembatasan alokasi belanja pegawai sehingga ruang APBD untuk pembangunan masih memadai. Gagasan ini tentu harus diikuti dengan langkah reformasi birokrasi; (ii) formula dana transfer sebaiknya ditambahkan dengan variabel beban daerah terbelakang, misalnya kemiskinan, pengangguran, dan ketertinggalan infrastruktur; tidak cukup beban itu ditutup dengan alokasi DAK; (iii) moratorium investasi asing (PMA) di Pulau Jawa, tentu disertai dengan percepatan pembangunan infrastruktur di luar Jawa; dan (iv) mengembalikan kewenangan izin investasi SDA ke pemerintah pusat karena konsesi eksplorasi SDA selama ini diberikan secara ugal-ugalan sehingga merusak lingkungan. Tentu saja, ada hal-hal lain di luar ide ini yang masih perlu didalami lebih lanjut.

Sumber: jawapos – 26 september 2012

Basmalah, Kalimat Keramat Yang Sering Terlewat dan Terlupa Maknanya

Basmalah, Kalimat Keramat Yang Sering Terlewat dan Terlupa Maknanya

mendekatlah pada ISLAM lebih dekat lagi

http://2.bp.blogspot.com/-TUOth2eTkgA/ULNl1dg1awI/AAAAAAAAEJI/BntcUeofOHc/s1600/berdoa-pic%5B1%5D.jpgKalimat sederhana dan paling populer adalah kalimat basmalah atau bismillah. Meski demikian ia kalimat paling keramat dan paling agung. Bagaimana tidak, kalimat yang lafadl lengkapnya “باسم الله الرحمن الرحيم” (bismillahirrahmanirrahiim) diulang sebanyak 114 kali di dalam Al-Quran di setiap awal surat Al-Quran (kecuali di awal surat At-Taubah).

Namun sayangnya, kebanyakan kita lebih sering menganggapnya enteng, ringan dan sederhana saja. Bahkan seringan aktivitas kita terlewat tanpa mengawalinya dengan basmalah. Makan, minum, keluar rumah, dan memulai pekerjaan-pekerjaan lain tanpa basmalah. Jika diucapkannya pun seakan menjadi rutinitas tanpa pemaknaan mendalam akan maknanya.

Dalam bahasa Arab kata basmalah disebut redaksi naht yakni istilah yang diambil dari rangkaian dua kata atau lebih yang menjadi satu yakni bi-ismu-Allah agar lebih mudah diucapkan. Seperti kata orang Hadlramaut disingkat menjadi Hadlramy. 

Lihat pos aslinya 696 kata lagi

DAHSYATNYA KEKUATAN DO’A

DAHSYATNYA KEKUATAN DO’A

Di dalam buku “4 kekuatan maha dahsyat” yang ditulis oleh Ustadz.Ihsan Hartanto dijelaskan sebuah formula untuk meraih kesuksesan, yaitu : SUKSES = 1% pikiran, 24% usaha/ikhtiar, 25% impian dan keyakinan yang kuat, dan 50% do’a.

Dalam formula tersebut Nampak jelas bahwa do’a memiliki peran tertinggi dalam kesuksesan kita. Semua pikiran, usaha dan impian kita jika kita jalani tanpa kita iringi dengan do’a maka semua itu akan sia-sia.

Rasulullah Saw bersabda, Do’a adalah ibadah” (HR.Abu Dawud). Maka apapun ibadah yang kita lakukan baik ibadah dhohir maupun ibadah bathin jika tidak dilengkapi dengan do’a semua itu tidak aka nada artinya. Bahkan jika seseorang selepas menunaikan sholat kemudian orang tersebut langsung pergi tanpa berdo’a terlebih dulu maka orang tersebut dianggap sombong dihadapan Allah karena merasa tidak membutuhkanNYA.

Do’a adalah ibadah yang dekat dengan Allah, karena do’a itu merupakan bentuk kepasrahan kepada Allah SWT secara total dan merupakan penyerahan semua urusan kepada Allah. Seperti yang dilakukan oleh Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim As, beliau berlari – lari dari bukit Shafa ke bukit Marwah untuk mencari air dengan penuh kepasrahan secara total kepada Allah SWT. Hasilnya Allah memberikan pertolongan dengan memancarkan air ketika Ismail menendang – nendang ke pasir. Ini salah satu contoh bukti kekuatan do’a sebagai bentuk kepasrahan kita kepada Sang Khaliq.

“berdo’alah kepada-KU niscaya akan AKU kabulkan do’amu,” (QS.Al-Mu’min) itulah janji Allah yang tertulis di dalam Al-quran. Allah memiliki banyak cara untuk mengabulkan do’a hambaNYA. Ada do’a yang dikabulkan seketika juga namun ada juga do’a yang pengabulannya menunggu waktu yang tepat. Mungkin tidak tepat menurut kita akan tetapi tepat menurut Allah untuk kebaikan kita. Bahkan terkadang juga ada do’a yang tidak dikabulkan namun permintaan dalam do’a tersebut digantikan oleh Allah dengan hal yang lain. Apapun yang kita minta Allah yang lebih berhak menentukan hal tersebut baik atau tidak untuk diberikan kepada hambaNYA.

Ustadz Ihsan Hartanto memaparkan bahwa Tuhan selalu mengabulkan do’a setiap manusia, dengan melalui 3 cara, yaitu :

  1. 1.      Do’a yang secara langsung dikabulkan

Do’a ini biasanya bisa langsung dinikmati oleh orang yang berdo’a, diberikan Tuhan sesuai dengan apa yang dido’akan tersebut.

  1. 2.      Do’a yang dikabulkan dengan cara digantikan

Keinginan dalam do’a tersebut digantikan oleh Tuhan denga suatu hal yang pasti lebih baik. Misalnya, orang berdo’a untuk memperoleh uang banyak, dan do’anya diganti oleh Tuhan dengan menyelamatkannya dari marabahaya yang mengancam jiwanya.

  1. 3.      Do’a yang dikabulkan dengan cara ditangguhkan

Inilah do’a yang sebenarnya dikabulkan untuk sebagian besar umat manusia, termasuk kita semua. Do’a yang digantungkan, artinya adalah, bahwa do’a tersebut “sudah dikabulkan Tuhan”, tetapi dalam kondisi “tertunda” yang harus kita raih jika kita ingin segera mendapatkannya.

 

Agar Do’ terkabul :

  1. Awali do’a dengan asmaul husnah

“Allah mempunyai Asmaul Husnah, maka bermohonlah kepadaNYA dengan menyebut Asmaul Husnah itu,……”(QS:Al-A’raf:180)

  1.  Ucapkan Kalimat Tauhid : sebagai bentuk ekspresi keimanan kepada Allah dengan menyatakan bahwa Allah MAha Tunggal.
    “Tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha BEsar, tiada Tuhan selain Allah Yang Maya Tunggal, tiada  sekutu bagiNYA, milikNYA segala kerajaan dan milikNYA pula segala puji, dan DIA berkuasa atas segala sesuatu. Tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya serta tak ada kekuatan selain dengan kekuatan yang datang dari Allah,” (HR.Thabrany)
  2.  Iringi do’a dengan prasangka baik
    “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa jalla berfirman: “Aku akan mengikuti prasangka hamba-KU kepada-KU. Dan aku selalu menyertainya apabila ia berdo’a kepada-KU”,” (HR.Bukhari Muslim)
  3.  Berdo’a dengan hati yang mantap
    “Wahai manusia, jika kamu memohon kepada Allah, mohonlah langsung kehadiratNYA dengan keyakinan yang penuh bahwa do’amu akan dikabulkan, karena Allah tidak akan mengabulkan do’a yang keluar dari hati yang lalai,”(HR.Ahmad)
  4. Berdo’a dengan kerendahan hati dan suara lembut
    “Berdo’alah kepaa Tuhanmu dengan berendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang2 yang melampaui batas,” (QS: Al-A’raf: 55).
  5. Ulangi permintaan sebanyak TIGA kali
    “Nabi SAW, apabila berdo’a beliau mengulanginya tiga kali, dan apabila meminta juga mengulanginya tiga kali,” (HR.Muslim).
  6. Iringi Do’a dengan Ikhtiar (Usaha)
    “……bekerjalah (berusahalah) kamu, maka Allah dan RasulNYA serta orang2 beriman akan mellihat pekerjaan (ikhtiar)mu itu……”(QS:At-Taubah : 105

Sumber : 4 Kekuatan Maha Dahsyat (Ikhlas, sabar, syukur, do’a) : Ust.Ihsan Hartanto

 

 

Konsep Ekonomi Pembangunan

Konsep Ekonomi Pembangunan

Pengertian Ekonomi Pembangunan

Ekonomi Pembangunan merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisis masalah – masalah yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang dan mendapatkan cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut supaya negara – negara berkembang dapat membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi.

 

Ekonomi pembangunan (economics of development) adalah ilmu ekonomi yang mempelajari transformasi struktural dan kelembagaan dari seluruh masyarakat yang pada hakekatnya akan menghasilkan kemajuan ekonomi secara efisien bagi sebagian besar penduduk.

 

Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi (economic of development) adalah usaha – usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang sering kali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riel per kapita. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses peralihan (transisi) dari tingkat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju ke tingkat ekonomi yang lebih maju.

 

Pembangunan merupakan proses transformasi yang dalam perjalanan waktu ditandai oleh perubahan struktural, yaitu perubahan pada landasan kegiatan ekonomi maupun pada kerangka susunan ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

 

Menurut Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pembangunan ekonomi diarahkan kepada pemantapan sistem ekonomi nasional untuk mendorong kemajuan bangsa dengan ciri-ciri sebagai berikut.

  • Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
  • Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  • Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
  • Perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas asas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
  • APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

 

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembangunan ekonomi adalah peranan yang dapat dimainkan oleh pemerintah dalam mempercepat pembangunan, sumbangan taraf pendidikan kepada pembangunan ekonomi, dan perlunya perkembangan jumlah usahawan dalam pembangunan ekonomi, merupakan bukti bahwa analisis ekonomi pembangunan meliputi bidang-bidang  yang secara tradisional di anggap di luar ruang lingkup ilmu ekonomi.

 

 

Tujuan Pembangunan

Tujuan pembangunan ekonomi jangka pendek yang berhubungan dengan tujuan pembanguinan nasional adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat untuk pembangunan berikutnya.

 

Tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai. Pada tahap awal pembangunan dititikberatkan pada bidang ekonomi dengan harapan akan berpengaruh pada bidang lain.

 

Tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat pada umunya dan untuk menelaah faktor-faktor yang menimbulkan ketiadaan pembangunan, atau pembangunan yang lambat, di Negara-negara berkembang dan selanjutnya mengemukakan cara pendekatan yang dapat di tempuh untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat mempercepat laju jalanya pembangunan ekonomi di Negara-negara tersebut.

 

Pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi berpokok pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Pertumbuhan ini ditandai adanya peningkatan pendapatan (PDB, PDRB, pendapatan per kapita) dari waktu ke waktu. Pertumbuhan menyangkut perkembangan berdimensi tunggal diukur dengan meningkatnya produksi dan pendapatan.

 

Ciri – Ciri Negara Sedang Berkembang

Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memiliki karakter atau ciri sebagai berikut :

Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi

Tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang umumnya lebih tinggi dua hingga empat kali lipat dari negara maju. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan dan budaya di negara berkembang yang berbeda dengan di negara maju. Hal tersebut dapat mengakibatkan banyak masalah di masa depan yang berkaitan dengan makanan, rumah, pekerjaan, pendidikan, dan lain sebagainya.

Tingkat Pengangguran Tinggi

Akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi tinggi. Jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada kesempatan lapangan kerja yang tersedia dan tungkat pertumbuhan keduanya yang tidak seimbang dari waktu ke waktu.

Tingkat Produktivitas Rendah

Jumlah faktor produksi yang terbatas yang tidak diimbangi dengan jumlah angkatan kerja mengakibatkan lemahnya daya beli sehingga sektor usaha mengalami kesulitan untuk meningkatkan produksinya.

Kualitas Hidup Rendah

Akibat rendahnya tingkat penghasilan, masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dll. Banyak yang kekurangan gizi, tidak bisa baca tulis, rentan terkena penyakit, dan lain sebagainya.

Ketergantungan Pada Sektor Pertanian / Primer

Umumnya masyakat adalah bermata pencaharian petani dengan ketergantungan yang tinggi akan hasil sektor pertanian.

Pasar dan Informasi Tidak Sempurna

Kondisi perekonomian negara berkembang kurang berkompetisi sehingga masih dikuasai oleh usaha monopoli, oligopoli, monopsoni dan oligopsoni. Informasi di pasar hanya dikuasai oleh sekelompok orang saja

Tingkat Ketergantungan Pada Angkatan Kerja Tinggi

Perbandingan jumlah penduduk yang masuk dalam kategori angkatan kerja dengan penduduk non angkatan kerja di negara sedang berkembang nilainya berbeda dengan dengan di negara maju. Dengan demikian di negara maju penduduk yang berada dalam usia nonproduktif lebih banyak bergantung pada yang masuk angkatan kerja.

Ketergantungan Tinggi Pada Perekonomian Eksternal yang Rentan

Negara berkembang umumnya memiliki ketergantungan tinggi pada perekonomian luar negeri yang bersifat rentan akibat hanya mengandalkan ekspor komoditas primer yang tidak menentu.

Permasalahan Pembangunan di Negara Sedang Berkembang

Negara berkembang adalah negara yang sedang membangun menuju negara moderen. Didalamnya terdapat suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia yang menuntut adanya perubahan sosial dan budaya sebagai pendukung keberhasilannya.

 

Adapun Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memiliki karakter atau ciri sebagai berikut :

  1. Tingkat Pertumbuhan Penduduk Tinggi
  2. Tingkat Pengangguran Tinggi
  3. Tingkat Produktivitas Rendah
  4. Kualitas Hidup Rendah
  5. Ketergantungan Pada Sektor Pertanian / Primer
  6. Pasar dan Informasi Tidak Sempurna
  7. Tingkat Ketergantungan Pada Angkatan Kerja Tinggi
  8. Ketergantungan Tinggi Pada Perekonomian Eksternal yang Rentan

 

Saat ini permasalahan tersebut cukup serius dan setiap negara berkembang harus melakukan proses perubahan ke arah modernisasi dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pembangunan tersebut membawa kemajuan. Sering pada bidang-bidang tertentu bisa juga mengalami kemunduran.

 

Apabila mengalami kemajuan, berarti :

  1. Masyarakat menerima adanya suatu perubahan dengan segala resikonya.
  2. Masyarakat harus menyadari bahwa perubahan tersebut memang sengaja dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Karena hanya dengan perubahan melalui pembangunan akan diperoleh suatu kemajuan yang akan meningkatkan taraf kehidupan.

 

Apabila mengalami kemunduran, berarti masyarakat kurang siap menerima perubahan yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

  1.  Terlalu banyak kekuatan dominan yang tidak menyetujui adanya perubahan.
  2. Terjadinya revolusi yang mengakibatkan masyarakat mengalami disorganisasi.
  3. Perubahan yang terlalu cepat karena terjadi bencana alam.
  4. Dalam negara yang sedang dijajah, pihak penjajah memaksakan perubahan.

 

Masalah yang sering dihadapi oleh masyarakat dan bangsa dalam suatu negara berkembang yang sedang berkembang adalah :

  1. Kemiskinan, dan hal ini memang sangat mengkhawatirkan.
  2. Kebodohan dan keterbelakangan.
  3. Kurangnya tenaga ahli di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
  4. Kesehatan.
  5. Pendidikan.
  6. Ketahanan nasional

 

Oleh karena itu, pembangunan di negara berkembang harus dilakukan semaksimal mungkin. Hal ini tidak lain adalah untuk mengatasi permasalahan – permasalahan di atas. Secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh negara berkembang seperti yang terdapat di Asia, Afrika, dan Amerika Latin adalah tingkat kehidupan yang rendah, tingkat produktivitas yang rendah, dan pertumbuhan populasi serta tanggungan beban yang tinggi.

 

 

Sumber :

 

http://rantidevidd02manajemenkeuangan.blogspot.com/2009/10/pengertian-ekonomi-pembangunan-secara.html

 

http://www.scribd.com/doc/13564561/Tugas-Pengertian-Pembangunan-Ekonomi

 

http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/Pertemuan_1_Pengertian.pdf

 

http://www.find-docs.com/ruang-lingkup-ekonomi-pembangunan.html

 

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2031409-tujuan-pembangunan-ekonomi-indonesia/

 

http://organisasi.org/sifat-karakteristik-ciri-ciri-negara-berkembang-di-dunia-ilmu-ekonomi-pembangunan

 

 

TEORI EKONOMI MODERN

TEORI EKONOMI MODERN

Teori Joseph Alois Schumpeter,

Schumpeter dilahirkan di Triesch, Moravia (bagian dari Austria-Hungaria, sekarang Trest di Republik Ceko). Ia merupakan murid yang luar biasa pintar dan sering dipuji oleh guru-gurunya. Ia memulai karirnya dengan mempelajari ilmu hukum di Universitas Vienna di bawah asuhan Eugen von Bohm-Bawerk di mana ia memperoleh gelar doctoral pada tahun 1906. Tidak beberapa lama kemudian, setelah beberapa perjalanan belajar, ia menjadi professor ilmu ekonomi dan pemerintahan di Universitas Czernowitz pada tahun 1909, begitu pula di Universitas Graz pada tahun 1911, di mana ia menetap hingga perang dunia I.

Pada tahun 1919 hingga tahun 1920, dia menjadi Menteri Keuangan Austria yang sukses. Ia kemudian menjadi presiden bank swasta Biederman pada tahun 1920-1924. Sayangnya bank itu bangkrut pada tahun 1924.Dari tahun 1925 hingga 1932, ia menjabat suatu posisi penting di Universitas Bonn, Jerman. Karena harus meninggalkan Eropa tengah akibat kemunculan kaum Nazi, di memutuskan untuk berangkat ke Harvard (dimana ia telah mengajar pada tahun 1927-1928 dan 1930), dan kembali mengajar dari tahun 1932 hingga 1950. Selama tahun-tahunnya di Harvard, dia tidak dianggap sebagai guru yang sangat baik, namun dia memperoleh pengikut yang setia terhadap pemikirannya.Menurut catatan, Schumpeter tidak begitu diakui di kalangan teman sejawatnya. Hal ini disebabkan karena anggapan bahwa pemikirannya yang kurang sesuai dengan pemikiran Keynesian yang sedang naik daun pada masa itu. Schumpeter menginspirasi beberapa ekonom matematika pada masanya dan bahkan menjadi presiden Econometric Society (1940-1941). Padahal, Schumpeter bukan seorang ahli matematik, melainkan seorang ekonom yang mencoba mengintegrasikan pengertian sosiologi pada teori ekonominya. Jika ditilik dari masa sekarang ini, ide Schumpeter mengenai siklus bisnis dan perkembangan ekonomi memang tidak ditangkap oleh ilmu matematika pada masa itu. Setidaknya diperlukan sistem dinamik yang non-linear yang telah dibakukan untuk menangkapnya. Pemikiran-pemikiran Schumpeter 1. Pemikiran Mengenai Pengaruh Entrepreneur dalam Perekonomian Unsur strategis dalam aktivitas Entrepreneur adalah inovasi, yaitu aplikasi dari ide-ide baru dalam tehnik dan organisasi yang Akan membawa perubahan-perubahan dalam fungsi produksi. Inovasi Akan mengerem siklus melingkar dari ekonomi stationer dan menghasilkan perkembangan ekonomi dengan posisi ekuilibrium baru pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Dalam perekonomian yang dinamis jenis tersebut, akan muncul bunga, yang diintrepretasikan Schumpeter sebagai bagian dari “pajak” yang dibebankan pada entrepreneur oleh banker sebagai ganti dari adanya inflasi. Berbagai inovasi, yang dipaksa oleh imitator dan speculator akan membuat gerakan siklus. Teori tentang kaum elite yang disebut entrepreneur tersebut didasarkan pada kontradiksi yang samar antara the mass and the elite. Baginya, kebanyakan agen ekonomi tersebut ditandai oleh kelemahan akan kompetensi dan keinginan. Bagaimanapun, Schumpeter secara jelas menuliskan hal berikut untuk menunjukkan perbandingan terhadap the masses. Sebuah minoritas orang-orang dengan intelegensia yang lebih tinggi dan imaginasi yang lebih lancer percaya akan kombinasi-kombinasi baru…Kemudian ada minoritas yang lebih kecil – dan orang ini bertindak….Ini adalah jenis yang membenci hedonic equilibrium dan menghadapi resiko tanpa ketakutan. Ia tidak mempertimbangkan implikasi kesalahan yang mungkin terjadi padanya, atau memperdulikan apakah seseorang yang bergantung padanya akan kehilangan miliknya pada masa tua…Saat yang menentukan oleh sebab itu adalah energi dan bukan hanya rekaan (Schumpeter, 2002b). Pengenalan akan kombinasi-kombinasi dari minoritas ini yang ditandai dengan surplus dari energi pikiran merupakan dasar dari teori Schumpeter mengenai perubahan ekonomi, dan kenyataan ini memberi banyak karakteristik mengenai periode bersejarah. Pada bagian awal dari periode, kemajuan terhenti karena seluruh agen ekonomi telah beradaptasi pada suatu sistem cara, kemudian entrepreneur pertama memulai pencarian energetic dan akhirnya melalui tingkat kerjasama dengan bantuan banker. Contoh yang terlihat adalah mereka menunjukkan banyaknya proyek tambahan dari entrepreneur, dan efek utama dari proyek ini adalah pertarungan dramatis dengan agen-agen yang menyukai cara-cara rutin. Jika entrepreneur sukses, beberapa anggota dari agen ekonomi menjadi bangkrut dan kehilangan pekerjaannya, sementera yang lain dipaksa untuk beradaptasi. Efek lain dari tindakan entrepreneur adalah sistem ekonomi menjadi begitu terganggu sehingga inovasi selanjutnya melebihi kemampuan dari orang-orang lainnya. Sebaliknya, akhir yang terjadi adalah munculnya sistem rutin yang baru, tetapi site mini menyediakan tempat untuk gelombang baru entrepreneurship dalam epos yang tidak berakhir. 2. Pemikiran Mengenai Siklus Bisnis/Business Cycles Teori siklus bisnis memiliki peranan penting karena banyak orang yang mempercayai tentang keberadaanya. Namun kepercayaan ini bukanlah kepercayaannya yang permanen. Pada abad 19, siklus bisnis tidak dipikirkan sebagai siklus-siklus melainkan sebagai krisis-krisis yang menganggu perkembangan perekonomian yang mulus. Di tahun-tahun kemudian, ekonom dan non-ekonom mulai mempercayai berulangnya krisis-krisis tersebut, menganalisa bagaimana mereka dapat dipisahkan dan dihubungkan dengan struktur ekonomi yang berubah. Secara Alami, tidak semua siklus ekonomi beroperasi dalam ukuran yang sama (the same yardstick). Klasifikasi berikut, yang pada awalnya diciptakan Schumpeter (1939), membedakan mereka berdasarkan durasinya (dasar ke dasar atau puncak ke puncak): • Siklus musiman – dalam setahun • Siklus Kitchin – tiga tahunan • Siklus Juglar – 9-10 tahunan • Siklus Kuznets – 15-20 tahunan • Siklus Kondratiev – 48-60 tahunan Schumpeter juga menggambarkan “empat fase” dari suatu siklus: boom – resesi – depresi – Recovery (Pemulihan) Dimulai dari mean, boom merupakan kenaikan yang berlangsung hingga puncak dicapai; resesi merupakan penurunan dari puncak kembali ke mean. Depresi merupakan penurunan dari mean menuju dasar. Recovery merupakan kenaikan dari suatu dasar kembali ke mean. Dari mean, kita bergerak ke puncak lain yang merupakan awal dari siklus empat fase lainnya. Dalam hal ini, siklus dalam durasi apapun dapat digambarkan dengan empat fase tersebut – jika tidak fluktasi tersebut tidak benar-benar merupakan siklus. Kepercayaan dari ahli teori siklus bisnis yaitu bahwa ekonomi melalui gelombang aktivitas perekonomian. Bagaimanapun, apa yang benar-benar menyebabkan perekonomian menimbulkan aktivitas tersebut merupakan sumber dari perdebatan dan pemikiran imaginatif. 3. Pemikiran mengenai Kapitalisme Kejatuhan kapitalisme, yang diperkirakan oleh Schumpeter dalam “Capitalism, Socialism and Democracy” dan tidak seperti skema Marx, akan muncul sebagai hasil bukan dari kegagalan melainkan dari kesuksesan dari kapitalisme yang dikaitkan dengan takdir dari elite entrepreneur. Seperti yang dikatakan dalam analisis Max Weber, factor yang menentukan di sini adalah kebangkitan rasionalisme, yang membuat kapitalisme berkembang tetapi dihancurkan oleh serat-serat social yang terkandung di dalamnya. Perusahaan semakin besar dan tidak lagi memiliki perasaan kemanusiaan, dan dengan skala yang besar tersebut, inovasi hingga sekarang merupakan hak dari pemimpin-pemimpin industri, menjadi depersonalized dan ditransformasi menjadi kegiatan administrasi rutin yang dilakukan oleh orang-orang bergaji daripada penerima keuntungan. Orang-orang yang digaji dan pemegang saham melepaskan properti pribadi dan kebebasan kontrak dari kerugian manajemen: kepemilikan yang dematerialized, defunctionalized tidak menghasilkan komitmen moral sebagaimana yang dilakukan bagian vital dari property. Lebih lagi, kedudukan politik di atas, kelas lama yang berkuasa seperti aristokarasi, bangswaan dan raja-raja, menciptakan kekuatan politik dalam komunitas bisnis, suatu kelompok yang menurut Schumpeter tidak layak berkuasa karena kurangnya kualitas mistis yang berguna dalam memimpin orang lain. Dalam hal ini, Dorongan Schumpeter terhadap pengalaman continental Eropa dipatahkan, setelah adanya Road to Serfdom (1944) oleh Hayek, karena Hayek memvisualisasikan Negara yang kuat sebagai Negara yang menekan, bukan yang dikekang oleh tradisi demokrasi yang kuat. 4. Pemikiran Schumpeter mengenai Monopoli, Creative Destruction, dan Evolusi Perekonomian. Pekerjaan Schumpeter membahas evolusi social dan ekonomi, dan dia menuliskan hasilnya dalam buku yang disebut Evolutionary Trilogy: The Theory of Economic Development, Business Cycles, dan Capitalism, Socialism, dan Democracy. Akan tetapi, masalah dari penelitian masa kini adalah ketidakmampuannya untuk mengintegrasikan analisis-analisis yang ditemukan dalam buku-buku ini. Bahkan, kita cenderung berspesialisasi dalam kerutinan ekonomi dan transformasi inovatif (perkembangan), dalam analisis kuantitatif mengenai evolusi gelombang ekonomi (siklus), atau dalam koevolusi antara kehidupan ekonomi dan kehidupan sosio-politis (Capitalism). Kekuatan utama dari analisis yang dilakukan Schumpeter, sebenarnya hanya bisa diperoleh dengan mengkombinasikan daerah studi lebih sistematis. Salah satu contoh utama dari pandangan luas Schumpeter mengenai proses ekonomi tertuang dalam konsepnya mengenai ‘creative destruction‘ atau penghancuran kreatif. Dapat dengan mudah ditunjukkan bahwa konsep tersebut menyebar pada seluruh trilogy evolusi, tetapi dia pertama kali menunjukkan konsep ini secara eksplisit dalam bukunya Capitalism: Poin penting untuk dimengerti saat menghadapi kapitalisme yaitu kita berhadapan dengan proses evolusioner…(hal itu merupakan proses) yang terus menerus merevolusi struktur ekonomi dari dalam (from within), senantiasa menghancurkan bagian lama, senantiasa menghasilkan bagian baru. Proses penghancuran kreatif merupakan fakta penting mengenai kapitalisme. Hal itu terkandung dalam kapitalisme dan harus dihadapi kapitalis yang ingin berlanjut (Schumpeter 1942, 82-83). Melalui konsep dari proses destruksi kreatif, Schumpeter secara efektif menjauhkan ide standar mengenai perubahan ekonomi. Pertama evolusi ekonomi bukan merupakan proses pertumbuhan sederhana dimana seluruh sektor dalam kehidupan ekonomi berekspansi secara seimbang. Sebaliknya, ditandai oleh kreasi yang baru dan penghancuran produk dan proses lama. Lebih jauh, banyak dari perusahaan yang muncul dan organisasi lain tidak meningkatkan kompetensi secara mulus dan mengganti area spesialisasi mereka. Akibatnya, sering kali mereka lenyap dalam proses evolusioner. Akhirnya, para pekerja yang kehilangan pekerjaan-pekerjaan mereka sering menghadapi tekanan yang berat dan kehilangna kesejahteraan (welfare loss) yang terlihat lebih jelas dari keuntungan jangka panjang dari evolusi kapitalis. Reaksi mereka meliputi tantangan permanent terhadap lembaga kapitalisme. Oleh sebab itu, proses destruksi kreatif merupakan konsep yang merefleksikan perjuangan kompetitif dan focus terhadap reaksi -reaksi pada kehilangan kesejahteraan sementara pada tingkat mikro dan makro. Karakteristik teori ini : • Minoritas dengan intelegensia tinggi akan lebih lancar dengan kombinasi – kombinasi baru. • Perusahaan semakin besar dan tidak lagi memiliki perasaan kemanusiaan  Teori Joan Woodward Woodward bekerja sebagai peneliti pada South East Essex College of Technology.Penilitian terhadap seluruh perusahaan di South Essex dimulai pada tahun 1954.Woodward merupakan orang pertama yang memperhatikan determinan tehnologi dan struktur. Dalam penilitiannya, Woodward berfokus pada tehnologi produksi struktur organisasi dan tingkatan tehnologi, secara meyakinkan menunjukkan bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengorganisasi suatu bisnis dan bahwa bentuk organisasi berdasarkan prinsip klasik, yang menekankan kesatuan perintah, hirarki, dan kejelasan struktur, dalam kenyataannya jarang dipraktekkan oleh perusahaan yang sukses. Penyelidikan Woodward memperlihatkan adanya hubungan antara tehnologi, struktur, dan keefektifan. Perusahaan yang kurang lebih mendekati struktur yang khas bagi tehnologi adalah yang paling efektif. Perusahaan yang menyimpang dari struktur ideal mereka adalah yang kurang berhasil. Oleh karenanya Woodward menyatakan bahwa keefektifan adalah fungsi dari suatu kesesuaian tehnologi-struktur yang tepat. Organisasi yang mengembangkan struktur yang sesuai dengan tehnologi adalah yang paling berhasil dibandingkan dengan yang tidak mengembangkannya sesuai dengan tehnologi. Woodward juga berhasil menjelaskan perbedaan antara temuannya dan petunjuk klasik dari para teoritikus manajemen. Prinsip ini didasarkan atas pengalaman para teoritikus tersebut dengan organisasi yang menggunakan tehnologi mass-production. Perusahaan mass-production memililki garis wewenang yang jelas, formalisasi yang tinggi, proporsi kerja terampil yang rendah yang dicapai melalui suatu pembagian kerja yang tinggi, rentang kendali yang lebar pada tingkat supervisor, dan pengambilan keputusan yang tersentralisasi. Tetapi karena semua organisasi tidak menggunakan tehnologi massproduction, prinsip demikian tidak bersifat umum. Dengan demikian penilitian dari Woodward menjadi pertanda awal dari berakhirnya pandangan bahwa ada prinsip universal tentang manajemen dan organisasi. Karyanya mewakili transisi awal para pakar teori organisasi dari perspektif prinsip kepada teori kontingensi tentang organisasi. Karakteristik dari teori ini : • Dari rendah tehnologi ke tinggi tehnologi • Jumlah tingkat vertikal rentang kendali supervisor • Rasio manajer / total pegawai • Proporsi pegawai terampil  PERSAMAAN – Manajemen dan tehnologi yang terstruktur dengan bagus – Dalam produksi menerapkan tehnologi – Dalam mengembangkan produksi sama – sama memanfaatkan tehnologi.  PERBEDAAN Hanya ada perbedaan pada teori Joan Woodward, yaitu : – Organisasi yang menggunakan tehnologi mass-production – Dari organisasi diharapkan menghasilkan sesuatu yang masuk akal dan rasional – Perusahaan yang lebih mendekati struktur yang khas bagi tehnologi adalah yang paling efisien.  Apakah Mampu Menyelesaikan Masalah Ekonomi saat ini? Schumpeter menginspirasi beberapa ekonom matematika pada masanya dan bahkan menjadi presiden Econometric Society (1940-1941). Jika ditilik dari masa sekarang ini, ide Schumpeter mengenai siklus bisnis dan perkembangan ekonomi memang tidak ditangkap oleh ilmu matematika pada masa itu. Setidaknya diperlukan sistem dinamik yang non-linear yang telah dibakukan untuk menangkapnya. Woodward berfokus pada tehnologi produksi struktur organisasi dan tingkatan tehnologi, secara meyakinkan menunjukkan bahwa tidak ada cara terbaik untuk mengorganisasi suatu bisnis dan bahwa bentuk organisasi berdasarkan prinsip klasik, yang menekankan kesatuan perintah, hirarki, dan kejelasan struktur, dalam kenyataannya jarang dipraktekkan oleh perusahaan yang sukses. Kedua teori ini jika dikaitkan dengan masalah ekonomi yang ada saat ini sebenarnya sudah bisa mengatasi masalah perekonomian yang ada. Hanya saja dikarenakan belum maksimalnya tehnologi yang ada sehingga menghambat pemecahan masalah ekonomi dengan menggunakan kedua teori di atas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumya bahwa kedua teori ini dalam pengembangannya mengandalkan penggunaan tehnologi. Sehingga untuk memperoleh hasil yang maksimal maka tehnologi yang dibutuhkan harus terpenuhi.